Peretasan WhatsApp jadi ancaman serius buat banyak pengguna. Nggak cuma bikin privasi bocor, tapi juga bisa dipakai buat penipuan atau penyebaran info palsu. Kabar baiknya, ada beberapa cara buat melindungi pesan dan akun kamu dari serangan ini. Mulai dari pake fitur keamanan bawaan WhatsApp sampai tambahan proteksi ekstra. Artikel ini bakal bahas tanda-tanda akun kena retas, trik ngamankan chat, plus rekomendasi tools pendukung. Simak biar obrolan pribadi nggak gampang dibaca orang sembarangan!
Baca Juga: Deteksi Phishing AI Solusi Filter Email Canggih
Mengenal Metode Peretasan WhatsApp
Peretas WhatsApp biasanya pakai beberapa metode umum yang perlu kamu waspadai. Yang paling sering terjadi adalah SIM swapping – penipu mengelabui operator seluler buat mindahin nomor WhatsApp kamu ke SIM card mereka. Begitu berhasil, mereka bisa akses semua chat dan verifikasi OTP. Ada juga phishing lewat link palsu yang dikirim lewat SMS atau email, mirip banget dengan halaman login resmi WhatsApp.
Teknik lain yang sering dipake adalah spyware seperti Pegasus yang bisa menyusup lewat celah keamanan di ponsel. Malware ini bisa ngerekam aktivitas WhatsApp tanpa perlu akses fisik ke HP korban. Ada juga session hijacking dimana peretas nyolong kode sesi WhatsApp Web kamu – makanya jangan pernah scan QR code dari sumber nggak jelas.
Yang lebih sederhana tapi sering terjadi: korban dikasih kode verifikasi sama penipu yang pura-pura jadi teman atau customer service. Begitu kode 6 digit WhatsApp dikasih, akun langsung kena ambil alih. Beberapa kasus juga melibatkan eksploitasi backup cloud yang nggak dipassword dengan kuat di Google Drive atau iCloud.
Yang bikin bahaya, banyak serangan ini nggak kasih tanda jelas. Kadang cuma terasa koneksi aneh atau baterai cepat habis. Makanya penting banget paham cara kerja peretasan WhatsApp biar bisa cegah dari awal.
Baca Juga: Cara Melindungi Data Pribadi di Dunia Digital
Tanda Akun WhatsApp Diretas
Kamu curiga akun WhatsApp kena retas? Cek tanda-tanda ini sebelum terlambat. Pertama, ada notifikasi aneh kayak "WhatsApp Anda sedang digunakan di perangkat lain" padahal kamu nggak nyambungin ke laptop atau HP baru. Itu artinya ada orang yang udah berhasil masuk ke akun kamu.
Kedua, perhatikan kalau tiba-tiba ada chat yang dikirim atau diterima tapi bukan dari kamu. Misalnya, teman nanya "Kok kirim link aneh sih?" padahal kamu nggak ngirim apa-apa. Bisa juga ada pesan yang udah dibaca tapi kamu sendiri belum buka.
Yang lebih jelas: nomor telepon tiba-tiba ke-logout sendiri atau verifikasi ulang berkali-kali. Ini sering terjadi kalau peretas udah coba ambil alih pake metode SIM swapping. Atau tiba-tiba ada perubahan di pengaturan akun, kayak two-step verification dimatikan tanpa sepengetahuan kamu.
Jangan sepelekan hal kecil kayak baterai cepat habis atau HP lemot tanpa sebab. Beberapa spyware kayak Pegasus kerja di latar belakang dan boros sumber daya. Terakhir, cek daftar perangkat terhubung di WhatsApp Web/Desktop. Kalau ada sesi aktif yang nggak dikenal, langsung putuskan!
Kalau nemuin salah satu tanda di atas, jangan panik. Segera ganti password email terkait, aktifkan two-step verification, dan laporkan ke pusat bantuan WhatsApp.
Baca Juga: Masa Depan Otomotif Listrik dan Ramah Lingkungan
Langkah Proteksi Pesan dari Peretasan
Lindungi pesan WhatsApp kamu dari peretasan dengan langkah praktis ini. Pertama, aktifkan two-step verification di pengaturan > akun. Fitur ini nambah lapisan keamanan dengan PIN 6 digit, jadi meski peretas dapet kode OTP, mereka nggak bisa masuk tanpa PIN ini.
Kedua, jangan pernah bagikan kode verifikasi WhatsApp ke siapapun, bahkan ke nomor yang mengaku dari "dukungan WhatsApp". WhatsApp resmi bilang mereka nggak pernah minta kode verifikasi via telepon atau chat.
Ketiga, rutin cek perangkat terhubung di WhatsApp Web/Desktop. Kalau nemuin sesi mencurigakan, langsung logout dari menu "Log out from all devices". Juga, matikan opsi "Show when online" buat bikin peretas susah lacak aktivitas kamu.
Keempat, enkripsi backup cloud kamu. Kalau pake Android, aktifkan end-to-end encrypted backup biar data di Google Drive nggak bisa dibaca sembarangan. Pengguna iPhone bisa pakai password lokal buat backup iCloud.
Terakhir, waspadai link atau file mencurigakan, bahkan yang dikirim teman sekalipun. Banyak malware menyebar lewat file APK palsu atau link singkat. Kalau ragu, konfirmasi dulu via chat lain atau telepon.
Bonus tip: kalau sering kirim info sensitif, pake fitur "View Once" buat foto/video atau disappearing messages yang otomatis hapus setelah 24 jam. Lebih aman lagi kalau pake aplikasi tambahan untuk percakapan super rahasia.
Baca Juga: Cara Efektif Tingkatkan Keamanan Verifikasi Online
Gunakan Fitur Keamanan WhatsApp
WhatsApp punya beberapa fitur keamanan bawaan yang sering dilewatkan pengguna. Yang paling krusial: enkripsi end-to-end yang aktif otomatis buat semua chat. Artinya, cuma kamu dan penerima yang bisa baca pesan – bahkan WhatsApp sendiri nggak bisaakses. Tapi ingat, enkripsi ini nggak berlaku buat backup cloud atau chat yang diforward ke luar WhatsApp.
Fitur two-step verification wajib diaktifkan biar akun nggak gampang diambil alih. Caranya: buka Settings > Account > Two-step verification > Enable. Kamu bisa set PIN 6 digit plus email pemulihan. Kalau ada yang coba verifikasi ulang nomormu, WhatsApp bakal minta PIN ini.
Jangan lupa manfaatin disappearing messages buat obrolan sensitif. Bisa diatur auto-delete setelah 24 jam, 7 hari, atau 90 hari. Fitur ini berguna banget buat ngirim info kayak nomor kartu kredit atau password sementara.
Yang sering dilupakan: penguncian biometric di Settings > Privacy > Fingerprint lock. Ini ngeblok akses ke aplikasi WhatsApp meski HP kamu udah di-unlock. Buat tambahan privasi, matikan juga "Last seen" atau "Read receipts" di menu yang sama.
Terakhir, cek keamanan kode verifikasi di info kontak > enkripsi. Kode unik ini bisa dipake buat pastikan chat nggak disadap. Kalau kode berubah tiba-tiba, bisa jadi ada upaya peretasan.
Baca Juga: Cara Aman Top Up dan Menjaga Saldo Shopeepay
Aplikasi Pendukung Proteksi Pesan
Kalau WhatsApp masih kurang aman buat kebutuhanmu, coba beberapa aplikasi pendukung ini. Signal (signal.org) jadi pilihan utama ahli keamanan karena enkripsi open-source-nya dan kebijakan no data collection. Fitur sealed sender-nya bahkan sembunyikan metadata pengirim.
Untuk backup chat lebih aman, Cryptomator (cryptomator.org) bisa enkripsi file sebelum diupload ke Google Drive/Dropbox. Aplikasi ini bikin "lemari besi" virtual buat file backup WhatsApp kamu.
Pengguna Android bisa pakai Shelter (tersedia di F-Droid) buat bikin work profile terpisah. Ini berguna buat mengisolasi WhatsApp dari spyware yang mungkin ada di HP utama.
Kalau sering kirim file penting, Proton Drive (proton.me) tawarkan enkripsi end-to-end buat dokumen. Cocok buat cadangan media dari WhatsApp yang nggak mau disimpan di cloud biasa.
Untuk komunikasi tim, Element (element.io) dengan protokol Matrix-nya lebih aman dari WhatsApp Group. Bisa self-host server sendiri kalau mau kontrol penuh.
Bonus: Lockdown Mode di iOS (untuk pengguna high-risk) otomatis blokir teknik peretasan canggih kayak zero-click exploits. Aktifkan di Settings > Privacy & Security.
Catatan: selalu download aplikasi keamanan dari sumber resmi, jangan dari link third-party!
Baca Juga: Cara Backup Foto Digital untuk Penyimpanan Aman
Tips Memilih Sandi yang Kuat
Bikin sandi kuat nggak harus ribet. Ikuti pola ini biar nggak gampang diretas:
- Jangan pake info personal kayak tanggal lahir, nama anak, atau plat nomor. Data ini mudah ditebak atau dilacak di media sosial.
- Pakai frasa acak alih-alih satu kata. Misalnya "KucingMinumAqua23!" lebih aman dari "Password123". Menurut pedoman NIST, sandi panjang dengan kombinasi kata acak justru lebih efektif daripada simbol rumit.
- Ganti beberapa huruf dengan angka/simbol tapi jangan pola dasar kayak "a" jadi "@". Contoh kreatif: "S@yurLontong#7" lebih baik dari "Sayur123".
- Beda akun, beda sandi – jangan recycle password WhatsApp buat email atau Instagram. Pakai password manager kayak Bitwarden atau KeePass buat ngelola banyak sandi aman.
- Cek kekuatan sandi di tools seperti Have I Been Pwned buat tahu apakah sandimu pernah bocor di data breach.
- Kalau susah ingat, buat sandi dari awal kalimat favorit. Contoh: "BukuHarianAyah2015?" dari kalimat "Buku harian ayah tahun 2015 hilang?".
- Jangan simpan sandi di notes HP atau chat WhatsApp sendiri. Lebih baik tulis di buku fisik yang disimpan aman.
Untuk WhatsApp khususnya, selalu bedakan sandi akun (two-step verification) dengan sandi email pemulihannya. Jangan sampai keduanya mirip!
Baca Juga: Mengamankan Data dengan Pengelola Kata Sandi
Pentingnya Verifikasi Dua Langkah
Verifikasi dua langkah (2SV) di WhatsApp itu kayak pintu gerbang kedua buat halang peretas. Meski mereka udah dapet kode OTP lewat SIM swapping atau phishing, nggak bakal bisa masuk tanpa PIN 6 digit yang kamu set.
Cara kerjanya sederhana: setelah masukin kode verifikasi biasa, WhatsApp bakal minta PIN tambahan ini. Tanpa itu, akun nggak bisa dipake bahkan setelah ganti perangkat. Menurut riset Google, 2SV bisa blokir 99% serangan akun otomatis.
Yang sering dilupakan:
- Jangan pake PIN mudah kayak tanggal lahir atau 123456. WhatsApp bakal ngeblok setelah 10 percobaan gagal, tapi lebih baik pake kombinasi acak.
- Isi email pemulihan di pengaturan 2SV. Ini satu-satunya jalan balikin akun kalau lupa PIN.
- Jangan kasih tau PIN ke siapapun, bahkan ke teman atau keluarga.
Kasus nyata: tahun 2022, BEEHIVE nemuin cara bypass 2SV, tapi hanya kalau korban nggak set email pemulihan. Makanya dua lapis proteksi ini harus aktif bersamaan.
Bonus tip: kalau mau ekstra aman, ganti PIN 2SV tiap 3-6 bulan. Tapi yang paling penting – jangan sampe lupa kombinasi barunya! Simpen di tempat yang benar-benar aman.

Proteksi pesan di WhatsApp nggak harus ribet – mulai dari hal kecil kayak aktifin two-step verification sampe waspada link mencurigakan. Ingat, mayoritas peretasan terjadi karena kelalaian pengguna, bukan karena teknologi WhatsApp yang lemah. Jangan tunggu sampe akun kena retas baru ngerasa pentingnya keamanan. Cek pengaturan privasi sekarang, update aplikasi terbaru, dan selalu curiga sama permintaan kode verifikasi dari siapapun. Chat aman itu hak semua orang, bukan cuma buat mereka yang ngerti teknis!